Menakjubkan, Ternyata Segini Harta Karun Bukan Migas Biasa RI

    46
    0

    Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) saat ini tengah getol mendorong kegiatan eksplorasi “bukan migas biasa” atau Migas Non Konvensional (MNK) di Indonesia.

    Salah satunya, yang baru dikelola oleh PT Pertamina (Persero) melalui PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) mengukir sejarah baru di sektor hulu minyak dan gas bumi (migas) Indonesia.

    Hal itu menyusul tajak atau pengeboran sumur perdana yang dilakukan perusahaan dalam memburu “harta karun” bukan migas biasa atau Migas Non Konvensional (MNK) di Blok Rokan.

    Adapun tajak perdana sumur MNK tersebut dilakukan pada Kamis (27/7/2023) berlokasi di Lapangan Gulamo, Kecamatan Bangko, Kabupaten Rokan Hilir, Riau dan diresmikan langsung oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif.

    Dalam melakukan studi evaluasi potensi (teknis) MNK Rokan, PHR melakukan kerja sama dengan perusahaan internasional yang telah terbukti berhasil mengusahakan dan mengembangkan sumber daya MNK di Amerika Serikat.

    Untuk mendukung ikhtiar ini, PHR juga melibatkan Tim Percepatan Pengusahaan MNK yang dibentuk oleh Kementerian ESDM.

    Menteri ESDM Arifin Tasrif mengungkapkan bahwa Indonesia sejatinya mempunyai potensi MNK yang cukup besar. Namun sayang, hingga kini pemanfaatannya belum optimal.

    Oleh sebab itu, melalui pengeboran perdana sumur MNK Gulamo di Blok Rokan yang kemudian dilanjutkan pada sumur Kelok, ia berharap bisa mengerek kenaikan produksi migas nasional dan menjamin ketahanan energi domestik.

    Pasalnya, dua sumur MNK di wilayah kerja ini digadang-gadang memiliki potensi minyak hingga 80 juta barel. Sementara estimasi potensi oil in place diproyeksikan hingga mencapai 1,28 miliar barel.

    “Jadi kalau hitungan sementara untuk 2 lokasi ini paling tidak ada 80 juta barel. Tetapi semua yang ada di sini ada potensi yang cadangan in place potensi 1,28 miliar barel,” ungkap Arifin usai peresmian tajak sumur Gulamo Migas Non Konvensional (MNK) di Lapangan Duri, Blok Rokan, Riau, Kamis (27/7/2023).

    Menurut Arifin Tasrif mengatakan bahwa pasokan migas dalam negeri saat ini belum dapat memenuhi total kebutuhan energi nasional, apabila potensi MNK di Blok Rokan dapat dimanfaatkan secara optimal, maka hal ini dapat mengurangi impor minyak Indonesia yang saat ini mencapai 1 juta barel.

    “Ini tadi disampaikan kalau ini bisa maksimal, kita berharap bisa mempercepat kita melepaskan diri dari ketergantungan impor minyak,” katanya.

    “Kita masih memiliki potensi yang cukup besar yang memang harus kita eksploitasi agar kita bisa menjamin keamanan energi untuk masyarakat. Saya mengucapkan selamat kepada Pertamina, saya sangat bangga dan berpesan jangan lupa untuk terus memperhatikan keselamatan kerja,” ungkap Arifin.

    Sementara itu, Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto menyampaikan pengeboran sumur eksplorasi MNK Gulamo merupakan salah satu dari empat strategi SKK Migas dalam road to giant discovery minyak dan gas bumi di Indonesia.

    Adapun, berdasarkan hasil assessment Energy Information Administration (EIA, 2013) Amerika Serikat, potensi MNK pada lima cekungan di Indonesia, terdapat sumber daya gas dan minyak in-place sebesar 303 TCF dan 234 BBO (miliar barel minyak).

    Salah satu potensi sumber daya MNK itu berada pada cekungan Central Sumatra Basin, di mana Wilayah Kerja (WK) Rokan yang dikelola oleh Pertamina Hulu Rokan (PHR) merupakan bagian dari cekungan tersebut. Karena itu, ia berharap sumur Gulamo ini dapat membuka jalan untuk mengakses MNK.

    “Untuk menggali potensi hidrokarbon di North Sumatra Basin yang diperkirakan akan memiliki potensi in place sebesar 1,86 miliar barel minyak dan gas 2,4 TCF, triliun kaki kubik gas,”

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here