Bencana banjir dahsyat akibat jebolnya dua bendungan di Derna, Libya, (10/9/2023) menyebabkan 43 ribu lebih jiwa kehilangan tempat tinggalnya. Diperkirakan terdapat sekitar 4.200 korban jiwa akibat banjir yang terjadi menjelang malam hari.
Menurut otoritas setempat, banjir dahsyat tersebut dipicu Badai Daniel yang terjadi di Libya. Badai dengan kecepatan angin 70-80 km/jam tersebut disertai hujan dengan intensitas tinggi.
Pihak berwenang Libya kemudian mendeklarasikan status darurat ekstrem, menghentikan aktivitas masyarakat seperti sekolah, perdagangan dan memberlakukan jam malam demi alasan keamanan.
Kondisi tersebut kemudian membuat Libya membuka diri untuk menerima bantuan internasional. Pemerintah Indonesia bergerak cepat dengan mengirimkan bantuan kemanusiaan kepada saudara-saudara kita di Libya.
Pada Selasa (2/10/2023) dinihari diterbangkan paket bantuan kemanusiaan untuk Libya senilai Rp13,9 miliar dengan total bobot 46 ton. Rombongan dipimpin oleh Sekretaris Utama BNPB Rustian beserta perwakilan dari lembaga dan kementerian terkait.
Bantuan kemanusiaan tersebut antara lain: tenda pengungsi, genset, velbed, peralatan kebersihan, pakaian anak dan dewasa, paket makanan, penyuling dan penjernih air, serta kebutuhan lainnya yang disesuaikan.
Setelah menempuh penerbangan selama kurang lebih 11 jam atau pukul 10.52 waktu Libya, bantuan kemanusiaan itu tiba di Bandara Internasional Benina, Benghazi, Libya.
Mewakili masyarakat Libya, Sekjen Red Crescent wilayah Benghazi, Libya, Omer Ali Budabous mengatakan bahwa kehadiran delegasi Indonesia beserta bantuannya sangat berarti bagi masyarakat terdampak bencana di Libya.
Atas bantuan itu, Omer Ali mengucapkan rasa terima kasih kepada masyarakat Indonesia atas kepeduliannya terhadap masyarakat Libya.
“Kehadiran bantuan dari masyarakat Indonesia ini cukup berarti dan sangat membantu masyarakat kami yang terkena dampak bencana. Kami mengucapkan terima kasih kepada masyarakat Indonesia atas bantuan ini sehingga ini bisa membantu menenangkan masyarakat yang terdampak bencana yang ada di Libya,” ucap Omer Ali.
Kurang lebih tiga jam setelah proses bongkar muat dan penyerahan bantuan secara simbolis, rombongan delegasi kembali ke Tanah Air dengan menggunakan pesawat yang sama.
