Kebakaran TPA Putri Cempo Surakarta. (Foto: BPBD Kota Surakarta)

Kebakaran di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) terjadi lagi. TPA Putri Cempo di Surakarta mengalami kebakaran sejak Sabtu, (16/9/2023). Hingga Senin, (18/9/2023), kebakaran masih berlangsung.

Arah angin yang berubah-ubah ditambah jenis material sampah yang mudah terbakar menjadi faktor pemicu api cepat meluas di beberapa titik dan belum sepenuhnya dapat ditaklukan.

Sebanyak 45 armada pemadam kebakaran dari lintas stakeholder dikerahkan untuk mengendalikan kebakaran. Upaya pemadaman dan pendinginan melibatkan tim gabungan lintas instansi di kawasan Solo Raya seperti BPBD Kabupaten Karanganyar, BPBD Kabupaten Sragen, BPBD Kabupaten Klaten dan BPBD Kabupaten Sukoharjo.

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surakarta dan Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Surakarta juga bergabung dalam upaya penanganan kebakaran sampah tersebut.

Baca Juga  Gelar Ratas Presiden Jokowi Pantau Kerja Jajarannya Mitigasi Cuaca Ekstrem

Selain itu, Tim Damkar dari Kabupaten Magelang, Boyolali, Sukoharjo, Klaten, Semarang, Sragen, Salatiga, Wonogiri, Karanganyar di turut dikerahkan, termasuk dari Kabupaten Sleman dan Bantul di Provinsi DI Yogyakarta.

Selain itu, armada water canon milik Polres Surakarta, Sukoharjo, Karanganyar dan Boyolali juga ikut andil dalam upaya pemadaman ini.

Pusat Pengendali dan Operasi (Pusdalops) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Surakarta melaporkan sebanyak 200 warga dari 70 KK RT 03 RW 30 Kelurahan Mojosongo terdampak asap dari kebakaran sampah seluas 2 hektare ini.

Demi menghindari meluasnya dampak buruk bagi kesehatan, Satpol PP Kota Surakarta bersama PMI dan Dinas Kesehatan telah membagikan masker dan memberikan imbauan kepada warga agar mengungsi sementara.

Baca Juga  Kepala BNPB Lakukan Patroli Udara Pantau Karhutla Kalbar

Kondisi di lapangan yang belum menentu membuat Pj Gubernur Jawa Tengah Nana Sudjana meminta kepada BNPB untuk memberikan dukungan water bombing untuk
membantu proses pemadaman kebakaran.

“Tentunya kita akan mendukung apapun itu yang berkaitan dengan penanganan karhutla atau peristiwa lain di Indonesia,” ujar Deputi Bidang Penanganan Darurat BNPB, Fajar Setyawan, (18/9/2023).

“Karena memang musim kemarau ini sangat rawan terjadi kebakaran lahan, hutan maupun sampah, seperti yang sebelumnya terjadi di TPA Sarimukti dan yang ada di Cirebon beberapa waktu lalu,” imbuhnya.

“Koordinasi antar lembaga, stakeholder ini harus terus kita jaga. Sehingga pengendalian dan penanganan darurat bencana dapat kita lakukan semaksimal mungkin,” pungkas Fajar.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here