Fakta Pertahanan Atlantik Utara Alias NATO diprediksi runtuh tahun 2025.Amerika Serikat (AS) dan Eropa disebut berada di ambang perpecahan paling penting dalam hubungan internasional di beberapa dekade terakhir.
Keyakinan ini disampaikan Phillips Payson O’Brien, Professor di University of St. Andrews Skotlandia. Penulis “How the War Was Won: Air-Sea Power and Allied Victory in World War II“ menuliskan pendapatnya itu di The Atlantic, 2 September lalu.
Menurutnya, pergantian kekuasaan di Amerika Serikat (AS) akan menghancurkan blok militer tersebut.
“Sejak tahun 1949, NATO telah menjadi pihak yang konstan dalam keamanan dunia. Awalnya merupakan aliansi antara Amerika Serikat, Kanada, dan 10 negara di Eropa Barat, NATO memenangkan Perang Dingin dan sejak itu berkembang hingga mencakup hampir seluruh Eropa,” katanya, dikutip CNBC Indonesia, Selasa (5/9/2023).
“Ini merupakan satu-satunya kelompok keamanan paling sukses dalam sejarah global modern. (Namun) negara ini juga mungkin akan runtuh pada tahun 2025,” tambahnya.
Ia menjelaskan sejumlah hal yang menjadi penyebab keruntuhan. Ini merujuk ke perbedaan pandangan yang besar antara populis di Partai Republik AS-yang dipimpin oleh Donald Trump namun kini menjadi mayoritas di Partai Republik-dan kekhawatiran akan keamanan di sebagian besar Eropa.
“Katalis langsung keruntuhan ini adalah perang di Ukraina. Ketika faksi dominan dalam salah satu dari dua partai politik besar Amerika tidak melihat pentingnya membantu negara yang berpikiran demokrasi melawan penjajah Rusia,” katanya.
“Hal ini menunjukkan bahwa pusat spektrum politik telah bergeser sehingga membuat AS tidak berdaya. Sekutu yang kurang dapat diandalkan bagi Eropa,” ujarnya.
Secara rinci, ia menggambarkan bagaimana penetangan terhadap mempersenjatai Ukraina tak Hanna diutarakan Trump tapi pentolan Parti Republik lain seperti Ron DeSantis dan Vivek Ramaswamy
“Jika Trump atau salah satu penirunya memenangkan kursi kepresidenan pada November 2024, Eropa akan dihadapkan pada pemerintahan baru Amerika yang akan menghentikan semua dukungan untuk Ukraina,” ujar O’Brien memperingatkan kemungkinan itu.
Ketika itu terjadi, lanjutnya negara-negara Eropa Eropa tidak akan mampu mengganti hilangnya bantuan militer AS. Itu, tegasnya, akan mengakibatkan kekalahan militer bagi Ukraina.
“Jika AS tidak terlibat, Eropa akan terpecah dalam masalah ini, dengan negara-negara Timur dan Baltik yang bersemangat namun tidak mampu untuk terus mengalirkan senjata ke Kyiv,” jelasnya.
“Dan negara-negara Barat seperti Perancis dan Jerman kemungkinan besar akan mengupayakan perdamaian dengan Rusia,”katanya.
Ini lah yang akan menjadi keruntuhan NATO. Bakal muncul kepahitan dan ketidakpercayaan.
“Dampak terburuknya adalah perpecahan permanen dalam kerja sama Eropa,” ujarnya.
Sebelumnya Rusia menyerang Ukraina sejak Februari 2022. NATO membantu Ukraina dengan memasok senjata meski belum menyetujui kekuatan udara.
