Presiden Jokowi saat memberikan keterangan pers. (Foto: BPMI Setpres/Laily Rachev)

Setelah pemerintah memutuskan untuk menghentikan ekspor nikel dalam bentuk bahan mentah, pemerintah akan melanjutkan hal serupa untuk bahan mineral lainnya seperti tembaga dan bauksit.

Presiden Joko Widodo menegaskan kembali bahwa pemerintah tidak akan menghentikan program hilirisasi industri terhadap bahan-bahan mineral.

Sebagaimana dilakukan sebelumnya, pemerintah mengeluarkan kebijakan menghentikan ekspor nikel dalam bentuk bahan mentah. Hal ini rupanya banyak menuai protes dari Uni Eropa, namun Presiden Jokowi tidak bergeming dan terus menjalankan kebijakan tersebut.

Bahkan dalam perkembangan selanjutnya pemerintah akan melanjutkan hal serupa untuk bahan mineral lainnya seperti tembaga dan bauksit.

“Hilirisasi tidak akan berhenti!” tegas Presieden Jokowi. “Hilirisasi setelah nikel stop kemudian masuk ke tembaga, ke copper, nanti masuk lagi ke bauksit, dan seterusnya,” lanjutnya.

Baca Juga  Gemuruh Jet Tempur F-16 TNI AU dan F-35 RAAF Mengoyak Langit Manado

Lebih lanjut, Presiden Jokowi juga menegaskan bahwa tidak ada negara maupun organisasi internasional mana pun yang bisa menghentikan keinginan Indonesia untuk melakukan hilirisasi. Kepala Negara meyakini bahwa hilirisasi tersebut akan mendongkrak nilai tambah di dalam negeri.

“Memang siapa pun, negara mana pun, organisasi internasional apa pun, saya kira enggak bisa menghentikan keinginan kita untuk industrialisasi, untuk hilirisasi dari ekspor barang mentah ke barang setengah jadi atau barang jadi karena kita ingin nilai tambah ada di dalam negeri,” tegasnya.

Kepala Negara mencontohkan, saat nikel diekspor dalam bentuk bijih atau bahan mentah, nilai yang diperoleh negara hanya sekitar Rp17 triliun.

Namun, setelah dilakukan hilirisasi dan industrialisasi terhadap produk nikel tersebut, nilainya melonjak menjadi Rp510 triliun sehingga secara otomatis juga meningkatkan pendapatan negara melalui pajak.

Baca Juga  Pusat Pelatihan Nasional PSSI Dibangun di IKN Terbesar di Asia Tenggara

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here