Dalam orasi kebangsaan di hadapan para ulama yang tergabung dalam Badan Silaturahmi Ulama Pesantren Madura (Basra) Menko Polhukam Mahfud MD meminta para ulama ikut menjaga moral bangsa.
Selain itu, Mahfud juga meminta agar para ulama turut menjaga proses pelaksanaan Pemilu 2024. Hal itu disampaikan Mahfud di Pamekasan, Madura, (27/5/2023).
“Mari gunakan pemilu ini untuk mencari pemimpin dan wakil rakyat kita yang bagus, tidak usah bermusuhan satu sama yang lainnya,” ujar Mahfud.
Mahfud meminta agar para ulama ikut mengingatkan agar masyarakat tidak terpecah hanya masalah politik elektorat.
“Kalau Anda mendukung si A dan yang satunya dukung si B, dukung saja, tidak usah bertengkar,” tegas Menko Polhukam.
Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi ini juga meminta siapapun yang terpilih pada Pemilu 2024, harus diterima sebagai konsekuensi dari kehidupan berkonstitusi.
“Siapapun yang menang harus diterima sebagai konsekuensi dari kehidupan berkonstitusi, karena pemilu itu mencari pemimpin bukan cari musuh,” tegas Mahfud.
Ditegaskan oleh Mahfud, pemerintah yang sah itu harus diikuti menurut syar’i. Melawan pemerintah yang sah adalah makar. Itu sebabnya negara harus dijaga.
“Protes terhadap kebijakan pemerintah boleh, tapi jangan sampai menyebabkan lumpuhnya pemerintahan dan negara karena kalau negara runtuh rakyat yang sengsara,” jelas Mahfud.
Menko Polhukam mempersilahkan protes jika ada kebijakan yang dianggap tidak sesuai dengan tujuan bernegara.
“Kalau ingin memprotes terhadap kebijakan pemerintah silakan, itu di bawah perlidungan saya sebagai Menko Polhukam,” kata Mahfud.
