Presiden Jokowi dan Erick Thohir saat mengunjungi Hannover. (Foto: BPMI Setpres)

Lembaga survei SaifulMujani Research & Consulting (SMRC) merilis hasil survei terbaru mereka yang dilakukan pada 2-5 Mei 2023 dengan melibatkan sampel sebanyak 925 responden.

Hasil survei tersebut disampaikan langsung Direktur Risat SMRC Deni Irvani di Jakarta, (9/5/2023). Deni menyebutkan, dari hasil survei terbaru tersebut, mayoritas publik (57%) menginginkan presiden baru bisa melanjutkan program yang telah dijalankan Pemerintahan Jokowi.

Sedangkan sebanyak 33% publik menginginkan presiden baru untuk mengubah program Presiden Jokowi. Sementara 10% sisanya belum menjawab.

Deni menjelaskan bahwa sikap pemilih kritis ini konsisten dalam 2 kali survei (April 2023 dan Mei 2023). Yang menginginkan capres yang melanjutkan kebijakan Presiden Jokowi sebesar 57-59 persen lebih banyak dibanding capres yang akan mengubah program Presiden Jokowi (33 persen).

Baca Juga  Percepat Ekosistem Kendaraan Listrik, Kemenperin Gandeng BUMN Indonesia Battery Corporation

Deni selanjutnya menjelaskan bahwa aspirasi terhadap capres “keberlanjutan” dan “perubahan” ini berhubungan dengan evaluasi pemilih terhadap kinerja Jokowi sebagai presiden.

Dari 78,8 persen yang puas dengan kinerja presiden Jokowi, 64 persen di antaranya menginginkan capres yang bisa melanjutkan program Jokowi.

Sebaliknya, dari 18,1 persen yang tidak puas dengan kinerja pemerintah, 61 persen di antaranya menginginkan capres yang akan mengubah program pemerintah.

Karena itu, Deni menyimpulkan bahwa kinerja pemerintah saat ini akan memiliki pengaruh pada elektabilitas para bakal calon presiden. Warga yang puas dengan kinerja Jokowi lebih menginginkan capres yang akan melanjutkan kebijakan presiden Jokowi.

Sebaliknya warga yang tidak puas lebih menginginkan capres yang akan mengubah kebijakan presiden Jokowi.

Baca Juga  Simak Nih, Infrastruktur Transportasi yang Sudah Digarap Kementerian Perhubungan

“Jika kinerja pemerintah Jokowi ke depan dinilai semakin positif maka capres pengusung tema ‘keberlanjutan’ akan mendapat dukungan lebih besar. Sebaliknya, jika kinerja presiden merosot, maka capres pengusung tema ‘perubahan’ akan mendapat keuntungan,” pungkasnya.

Pemilihan sampel dalam survei ini dilakukan melalui metode random digit dialing (RDD). RDD adalah teknik memilih sampel melalui proses pembangkitan nomor telepon secara acak.

Margin of error survei diperkirakan ±3.3 persen pada tingkat kepercayaan 95 persen, asumsi simple random sampling. Wawancara dengan responden dilakukan lewat telepon oleh pewawancara yang dilatih.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here