Truk angkut BBM Pertamina. (Foto: Pertamina)

Dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komis VI DPR RI, Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Nicke Widyawati menjelaskan telah terjadi tren peningkatan kebutuhan energi jika dibanding tahun-tahun sebelumnya.

Pada tahun 2020-2021 jumlah pemudik sedikit karena masih dalam pandemi dan mulai meningkat sejak 2022 hingga di tahun ini.

“Kami melakukan berbagai hal. Apa yang sudah baik di tahun 2022 dilanjutkan dan juga akan ada penguatan di tahun 2023 ini,” ujar Nicke.

Nicke menjelaskan, Pertamina telah membentuk Satgas Ramadhan dan Idul Fitri (RAFI) 2023. Melalui Satgas RAFI 2023, Pertamina memastikan dan memantu ketat tiga wilayah yakni lokasi wisata yang meliputi 11 daerah, 9 jalur mudik utama dan logistik, serta 17 daerah yang rawan bencana.

“Untuk tiga lokasi ini, kami merencanakan ada tiga skema yakni pertama suplai reguler yaitu dalam kondisi normal. Yang kedua ketika terjadi suatu kejadian bencana kita menggunakan skema alternatif. Yang ketiga, Pertamina juga menyiapkan skema emergency,” ungkapnya.

Baca Juga  Luncurkan Mobil Bioskop Keliling PDIP Sebar Langsung Informasi ke Masyarakat Luas

Selain itu, lanjut Nicke, berdasarkan database dari Pertamina Integrated Enterprise Data Command Centre (PIEDCC), selanjutnya Pertamina melakukan perencanaan yang lebih detail, yang tidak hanya stok per daerah melainkan sampai ke SPBU.

Nicke menguraikan, berdasarkan data dari Kementerian Perhubungan dan PIEDCC, Pertamina memproyeksikan akan terjadi peningkatan kebutuhan LPG sebesar 3%, BBM jenis Gasoline 10,3 % dan Avtur sebesar 7,35. Adapun BBM jenis Gasoil diperkirakan menurun 8,7% dari kondisi normal.

Untuk itu, kata Nicke, Pertamina telah menyiapkan tambahan pasokan pada hampir semua jenis produk kecuali Gasoil yang tetap dijaga dalam kondisi normal, khususnya mengantisipasi masa puncak yang diprediksi akan terjadi pada 1 April – 9 Mei 2023.

Menurutnya, antisipasi juga dilakukan dengan menyiapkan fasilitas tambahan yang meningkat dibandingkan dengan tahun 2022. Seperti SPBU Siaga yang melayani 24 jam dari 1.370 SPBU menjadi 1.505 SPBU, Agen LPG Siaga dari 4.239 agen menjadi 5.471 agen.

Baca Juga  Resmikan Bursa Karbon Indonesia, Presiden Jokowi: Potensinya Rp3 Ribu Triliun!

Lalu untuk wilayah yang belum ada SPBU, Pertamina memasang unit tambahan yakni Kiosk Pertamina Siaga seperti Pertashop yang sebelumnya hanya 37 titik menjadi 44 titik.

Bila terjadi kemacetan, Pertamina telah menyediakan Motorist dari 220 unit bertambah dua kali lipat menjadi 402 unit yang pemesanannya memanfaatkan fasilitas digital dan menghubungi Call Centre 135.

Untuk menyiapkan cadangan suplai BBM, Pertamina juga menyiapkan Mobil Tangki Stand By dari 144 unit naik menjadi 201 unit.

“Selain itu, bukan hanya pasokan BBM yang kami jaga, tetapi juga kenyamanan pemudik dengan Rumah Pertamina Siaga karena jalan tol yang cukup panjang disiapkan di 20 titik,” ungkap Nicke.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here