Ketua Umum Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) yang juga sahabat Anas Urbaningrum, Gede Pasek Suardika merespon Ketua Badan Pemenangan Pemilihan Umum (Bappilu) Partai Demokrat Andi Arief yang menyarankan Anas meminta maaf kepada SBY setelah bebas dari lapas Sukamiskin.
Sebaliknya Pasek malah menyarankan SBY untuk meminta maaf kepada Anas yang akan menghirup udara bebas pada selasa besok dan selagi masih dalam bulan suci Ramadan.
Hal ini diungkap Pasek menyusul pernyataan Andi Arief yang menyarankan Anas meminta maaf ke SBY.
Menurut Pasek, bukan Anas yang harus meminta maaf, tetapi sebaliknya yakni SBY yang mesti meminta maaf.
“Namanya saran ya silakan saja. Saya pun sama, mumpung bulan suci Ramadan dan Mas Anas baru keluar setelah 10 tahun lamanya di dalam maka momentum yang bagus untuk SBY meminta maaf kepada AU,” ujar Pasek kepada wartawan, Senin (10/4/2023).
Loyalis Anas sejak di Demokrat itu lantas membeberkan sederet kesalahan SBY.
Pasek menjelaskan, SBY hendaknya meminta maaf atas sejumlah hal. Misalnya, kata dia, SBY mestinya meminta maaf atas pidato dari Jeddah yang memaksakan kasus Anas disegerakan.
Akibatnya, kata dia, surat perintah penyidikan bocor ke Istana oleh oknum Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) untuk mentersangkakan Anas, padahal gelar perkara belum dilakukan.
“Meminta maaf atas pidato dari Jeddah yang memaksakan kasus AU bisa disegerakan yang berakibat ada sprindik bocor ke Istana oleh oknum KPK,” kata Pasek.
Selain itu, menurut Pasek, SBY hendaknya meminta maaf atas upaya kudeta di Majelis Tinggi Partai Demokrat atas jabatan Ketua Umum Anas saat belum jadi tersangka.
“Meminta maaf atas upaya kudeta di Majelis Tinggi PD atas jabatan Ketum saat AU belum jadi tersangka. Meminta maaf atas janji rekonsiliasi usai KLB di Bali yang diingkarinya sementara AU sudah berusaha membantunya untuk aklamasi,” tandasnya.
Tak hanya itu, menurut Pasek, SBY juga harus meminta maaf atas tuduhan kasus e-KTP terhadap Anas. Padahal tuduhan itu, kata Pasek, tidak terbukti alias hoaks atau fiktif.
“Meminta maaf atas tidak konsistennya memberlakukan pakta integritas kalau tersangka terdakwa dan terpidana harus mundur dan berhenti di PD karena terbukti saat ini mantan narapidana malah dapat jabatan tinggi. ”
“Dan masih banyak lagi yang harus SBY meminta ke AU untuk dimaafkan. Mari gunakan hati yang jernih dan tegar mengakui semua itu. Dan saya yakin Andi Arief tidak mengerti soal itu,” ujarnya.
Pasek turut menegaskan bahwa Anas tidak membawa dendam saat keluar penjara. Menurut dia, Anas hanya berikhtiar untuk berjuang mencari keadilan atas kriminalisasi terhadap dirinya.
“Setelah bebas baru mulai bisa melangkah berjuang,” kata Pasek.
Adapun Pasek sebelumnya merupakan kader Partai Demokrat sebelum mendirikan PKN. Saat menjadi kader Demokrat, Pasek dikenal dekat Anas Urbaningrum.
Kedekatan Pasek dengan Anas bisa dilhat ketika dirinya menjadi Sekretaris Jenderal Perhimpunan Pergerakan Indonesia yang didirikan Anas. Pasek juga menemani Anas ketika diperiksa oleh KPK dan ditahan di rumah tahanan komisi antikorupsi.
Andi Arief Sarankan Anas Minta Maaf
Ketua Bappilu Partai Demokrat Andi Arief menyarankan Anas meminta maaf kepada SBY dan seluruh kader Demokrat usai bebas dari penjara.
Menurutnya, Partai Demokrat hampir karam karena Anas Urbaningrum yang terjerat kasus korupsi wisma atlet Hambalang pada tahun 2013 silam.
“Sebagai sahabat saya menyarankan AU memilih meminta maaf terbuka kepada Bapak SBY dan seluruh kader Demokrat yang hampir karam saat dipimpinnya. Mungkin di situlah hati yang bersih akan muncul,” kata Andi kepada wartawan, Senin (10/4).
