Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol. Ahmad Luthfi mengakui bahwa ada beberapa kasus yang cukup menjadi perhatian terkait masalah keamanan di Jawa Tengah. Meski begitu, tingkat kriminalitas di Jawa Tengah saat ini cukup terkendali.
Hal itu disampaikan Kapolda Jawa Tengah saat Rapat Koordinasi dalam Rangka Mendorong Capaian Pengendalian Tingkat Kriminalitas dalam Mendukung Stabilitas Keamanan Nasional di Kantor Polda Jawa Tengah, (17/3/2023).
Dalam pertemuan tersebut, Kapolda Jawa Tengah menjelaskan antisipasi konflik horizontal yang berpotensi terjadi di Jawa Tengah.
Konflik horizontal seperti kegiatan persiapan Piala Dunia U-20 yang rencananya digelar di Solo sudah diantisipasi dengan baik.
Ahmad Luthfi mengatakan sudah mengirimkan tim untuk melakukan penggalangan untuk menciptakan situasi dan kondisi yang kondusif dalam mendukung pelaksanaan penyelenggaraan Piala Dunia U-20.
Selain itu, konflik lainnya yaitu kenaikan harga sembilan bahan pokok menghadapi puasa dan Hari Raya Idul Fitri.
Terkait hal tersebut, Kapolda Jawa Tengah meminta Polres/Polresta meningkatkan koordinasi dan kerja sama dengan pemerintah daerah masing-masing.
“Tolong semua konflik dilakukan mitigasi. Prinsip Polda Jateng selalu minta dukungan dan back up dari Kemenko Polhukam khususnya kasus-kasus yang menjadi perhatian publik,” ujar Kapolda Jateng.
Tim Analis Bidang PDAKT Bareskrim Polri Kombes Pol. Ignatius Soeprapto mengatakan, berdasarkan data tindak pidana tahun 2023, Provinsi Jawa Tengah memiliki total tindak pidana sebanyak 2.574 kasus.
Sehingga, ujar Ignatius, dapat disimpulkan bahwa Polda Jawa Tengah menempati peringkat ke-9 dari 34 Polda.
Sementara itu, Asisten I Sekda Provinsi Jawa Tengah Haerudin mengatakan, isu toleransi masih menjadi permasalahan utama.
“Indeks toleransi di Jateng 73,86%. Artinya, sisanya belum toleransi atau tidak toleran. Ini yang bisa menjadi embrio terorisme. Sehingga pentingnya komunikasi terkait bagaimana masyarakat lebih toleran,” katanya.
