Presiden Jokowi kembali menyoroti perihal masih banyaknya masyarakat Indonesia yang masih pergi berobat ke luar negeri apabila sakit.
Hal tersebut diutarakan Presiden Jokowi saat meresmikan Mayapada Hospital Bandung, Jawa Barat, (6/7/2023).
“Hampir dua juta masyarakat kita itu masih pergi berobat ke luar negeri apabila sakit,” kata Jokowi.
Dari dua juta tersebut, lanjut Presiden, kurang lebih satu juta ke Malaysia, kurang lebih 750 ribu ke Singapura dan sisanya ke Jepang, ke Jerman, ke Amerika dan lain-lain.
“Mau kita terus-teruskan? Rp165 triliun devisa kita hilang gara-gara itu, karena ada modal keluar, capital outflow,” jelas Jokowi.
Baca Juga: Menko Polhukam: Hindari Politik Praktis di Masjid
Presiden mengakui bahwa Indonesia masih kekurangan dokter spesialis. Karena itu Presiden Jokowi meminta Menteri Kesehatan dan Menteri Pendidikan untuk memperbanyak program pendidikan untuk dokter spesialis.
“Kita masih punya problem di dalam negeri, dokter spesialisnya masih kurang atau dokter yang punya subspesialis masih sangat kurang, saya sudah bisikin tadi ke Pak Menkes ini perlu diurus,” ujar Presiden.
“Nanti akan saya sampaikan ke Menteri Pendidikan dan Kebudayaan juga, untuk pendidikan dokter spesialis agar dibanyakin dan dimudahkan. Sehingga, masyarakat kita yang sakit bisa tertangani,” papar Jokowi.
Banyaknya masyarakat Indonesia yang berobat ke luar negeri memang menjadi kenyataan yang tidak bisa dibantah.
Kurangnya dokter spesialis memang menjadi salah satu alasan masyarakat kita akhirnya berobat keluar negeri, padahal kemampuan dokter spesialis Indonesia tidak kalah dengan dokter spesialis luar negeri.
Selain itu ketersediaan infrastruktur rumah sakit yang didukung fasilitas alat kesehatan yang mumpuni masih jarang di Indonesia, plus pelayanan rumah sakit yang belum memiliki standarisasi pelayanan terbaik seperti rumah sakit di luar negeri.
Baca Juga: Pabrikan Mobil Cina Geely Perkuat Valuasi Merek Zeekr Senilai USD13 Miliar
[embedyt] https://www.youtube.com/watch?v=wWgkgrqJOtc[/embedyt]
