Secara global, dunia saat ini sedang menghadapi fenomena perubahan iklim yang membuat frekuensi bencana alam naik drastis. Banyak peristiwa bencana alam yang terjadi dan menyebabkan korban jiwa.
Dalam sambutannya saat membuka Rakornas Penanggulangan Bencana Tahun 2023 di Jakarta, Kamis, (20/3/2023), Presiden Jokowi mengatakan bahwa frekuensi bencana alam di Tanah Air naik 81 persen dari tahun 2010.
“Kita ini tidak hanya banjir, tidak hanya gunung berapi yang meletus, bukan hanya tanah longsor, yang lebih sering adalah gempa bumi dan bencana alam maupun non-alam lainnya yang kita hadapi,” kata Jokowi.
Untuk itu, Jokowi menegaskan bahwa siaga dan waspada menjadi kunci yang harus dipersiapkan dan dikelola dengan baik, utamanya dalam tahap prabencana.
Baca Juga: Tembus Rp14 Ribu, Produsen Minyak Goreng Gelar Bazaar Bersama Pemda Semarang
Menurutnya, edukasi dan pelatihan kepada masyarakat menjadi langkah antisipasi yang harus menjadi prioritas.
“Memberikan pelatihan-pelatihan kepada masyarakat untuk langkah-langkah antisipasi itu harus menjadi prioritas untuk meminimalisasi korban maupun kerugian,” tambahnya.
Jokowi juga menekankan pentingnya menyiapkan skenario secara detail apabila terjadi bencana. Hal detail seperti ini, menurut Jokowi, sering diabaikan. “Pas ada bencana kita pontang-panting,” katanya.
Hal lain yang disampaikan Jokowi adalah terkait dengan tata ruang dan konstruksi. Presiden meminta pemerintah daerah kembali memperhatikan konstruksi bangunan, utamanya di daerah-daerah yang rawan terjadi bencana.
Jokowi meminta agar masyarakat untuk menggunakan konstruksi bangunan antigempa.
“Bukan hanya bangunan yang bertingkat, tetapi bangunan yang tidak bertingkat pun harus diwajibkan dan mulai diarahkan terutama di daerah-daerah yang rawan gempa,” himbau Jokowi.
Baca Juga: Repsol Honda Kenalkan Warna dan Motor Baru MotoGP 2023 di Madrid
