Korea Utara kembali mengejutkan dunia dengan memamerkan rudal balistik antarbenua (ICBM) terbesar yang pernah dibuatnya.
Senjata pemusnah massal tersebut dipamerkan saat parade pasukan militer Korea Utara di Pyongyang, (8/2/2023).
Munculnya misil yang diberi nama Hwasong-17 tentu saja memicu kekhawatiran banyak negara tetangga yang berada dalam jangkauan misil tersebut.
Bahkan, menurut BBC, sejumlah rudal jarak jauh yang diperlihatkan dalam parade tersebut memiliki kemampuan untuk mencapai wilayah Amerika Serikat.
Sementara Kantor Berita Pusat Korea (Korean Central News Agency-KCNA) menggambarkan parade misil tersebut sebagai “kekuatan strategis nuklir besar yang disambut dengan penuh kegembiraan dan antusiasme”.
Media Korea Utara sendiri tidak memberikan spesifikasi detail mengenai misil tersebut, namun mereka mengungkapkan bahwa persenjataan tersebut menunjukan kemampuan militer Korea Utara yang semakin maju.
Munculnya rudal balistik antarbenua tersebut menyita banyak perhatian, baik dari kalangan militer maupun pengamat internasional.
“Ini adalah salah satu tujuan utama modernisasi nuklir Korea Utara,” kata Ankit Panda, spesialis kebijakan nuklir di Carnegie Endowment for International Peace.
“Kita akan melihat uji terbang pertama dari rudal bahan bakar padat jarak jauh dalam beberapa bulan mendatang,” katanya kepada BBC.
Dia menambahkan perluasan persenjataan ICBM Korea Utara menghadirkan potensi tantangan yang serius bagi Amerika Serikat.
Parade tersebut diadakan setelah satu tahun rekor pengujian rudal oleh Korea Utara yang melanggar sanksi ekonomi PBB. Pengujian rudal KOrea Utara tersebut telah meningkatkan tensi ketegangan di Semenanjung Korea.
