Banyak usaha atau kegiatan yang dilakukan Anies Baswedan akhir-akhir ini, seperti berkunjung ke gereja, bahkan menyempatkan diri untuk memberikan sambutan dalam gereja.
Atau menghadiri acara di rumah ibadah lainnya seperti kelenteng atau vihara. Dan terakhir bersilaturrahmi dengan entitas umat Hindhu di Jakarta.
Bagi kami, kegiatan Anies tersebut merupakan hal yang biasa saja, dilakukan oleh seorang kepala daerah, untuk hadir setiap mendapatkan undangan dari komunitas apapun di warga DKI.
Bukan merupakan hal yang luar biasa, sehingga dimaknai Anies merupakan tokoh yang plural, pembela bagi kesetaraan hak sipil dalam kebebasan memeluk agama yang diyakininya.
Memang sudah menjadi tugas gubernur, wajib mengayomi semua warganya tanpa pandang bulu latar belakangnya.
Ketua DPW Barikade 98 Jabar, Budi Hermansyah, menilai tidak ada yang istimewa dengan kegiatan Anies Baswedan yang hadir ke rumah-rumah ibadah tersebut, biasa saja, toh semua pejabat publik pasti akan melakukannya.
Tapi ada yang berbeda ketika melihat sosok Anies dalam konteks politik, apalagi saat kontestasi pilkada DKI. Masih ingat dalam ingatan publik, bagaimana cara-cara politik identitas begitu melekat dalam memenangkan Anies.
Bahkan tidak kurang, tema-tema keagamaan digunakan dalam meyakinkan pemilih, agar bisa memenangkan Anies. Bahkan sampai ke urusan orang yang sudah meninggal pun, dijadikan alat untuk meyakinkan orang agar mau memilih Anies Baswedan.
Jadi meskipun sekarang saat diusung menjadi bakal capres oleh Partai Nasdem, dilakukan upaya memoles Anies menjadi figure yang plural dan moderat, saya kira akan sia sia.
Karena citra Anies yang identik dengan politik identitas saat di pilkada DKI, masih begitu kuat melekat dibawa sampai sekarang. Bahkan sampai kapanpun.
Apalagi diperkuat dengan perilaku pendukungnya, yang sudah deklarasi yang dengan tegas menyatakan, kalau Anies menang akan mengusir semua yang anti khilafah dari NKRI.
Ini menambah keyakinan publik yang berpegang teguh dengan prinsip NKRI berdasarkan Pancasila, kalau Anies itu memang sangat identik dengan politik identitasnya.
